Kamis, 28 Februari 2013

Konsep Diri



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dan dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam mengimplementasikan stimulus dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Konsep ide adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep diridipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan cultural yang memberikan perasaan positif, memahami kompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak social dan pengalaman dengan orang lain.
Dalam merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis respon individu terhadap stimulus atau stressor dari berbagai komponen konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada lima prinsip yang harus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri, menggali sumber-sumber diri, menetapkan tujuan yang realistic sertabertanggung jawab terhadap tindakan.

Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Ide-ide, pikiran, perasaan, dan keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang karakteristik dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek sekitarnya serta tujuan dan idealismenya. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, social, dan spiritual.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

B.       Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa/i mampu mengidentifikasi tentang konsep diri dan kesadaran diri
2.      Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang rentang respon konsep diri
3.      Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami komponen dalam konsep diri
4.      Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang gangguan konsep diri



BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Pengertian Konsep diri
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui oleh perawat yang dikatakan perawat professional untuk dapat memahami dan mengetahui perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Konsep diri merupakan hubungan yang paling intim, jelasnya lebih dari satu aspek terpenting pengalaman hidup. Apa yang kita pikir dan kita rasakan tentang diri kta mempengaruhi perawatan yang diberikan kepada diri sendiri atau perawatan kepada orang lain. Dalam diri ini terdapat suatu konsep yang dinamakan konssep diri (self-concept). Berikut adalah pengertian Konsep Diri menurut beberapa ahli :
1.      Menurut Burns (1993 : VI) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.
2.      Menurut Mulyana (2000:7) : Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu
3.      Menurut Hurlock (1990:58) : konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.
4.      Menurut Centi (1993:9) : konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
5.      Menurut Wigfield & Karpathian (1991) : Konsep diri merupakan pengetahuan individu tentang dirinya sendiri

B.       Rentang Respon konsep Diri
Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di ketahui melalui rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu : gambaran diri (body Image), ideal diri, harga diri, peran dan identitas.
Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:
1.      Aktualisasi Diri
Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan melatar belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang jelas.
2.      Konsep diri positif
Merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam beraktivitas diri. Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur karena latar belakang penerimaannya sukses, konsep diri yang positif berasal dari pengalaman yang positif yang mengarah pada kemempuan pemahaman.Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
ü  Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
ü  Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
ü  Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
ü  Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui oleh masyarakat.
ü  Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
3.      Konsep diri negatif
Hal ini ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.
4.      Harga diri rendah
Merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adatif dengan konsep diri yang maladatif. Tanda dan gejala yang ditunjukkan sperti perasaan malu terhadap diri sendiri, akibat tindakan penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, dan merendahkan martabat. Tanda dan gejala yang lain dari harga diri rendah diantaranya rasa bersalah pada diri sendiri, mengkritik diri sendiri/orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis, perasaan tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri kurang, mudah tersinggung dan marah berlebihan.
5.      Kekacauan identitas
Merupakan kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek. Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain. Seksualitas juga merupakan salah satu identitas. Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Kekacauan identitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikenal dengan stressor identitas. Biasanya pada masa remaja, identitas banyak mengalami perubahan, yang meyebabkan ketidakamanan dan ansietas. Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, emosional, dan mental akibat peningkatan kematangan. Stressor identitas diantaranya kehilangan pekerjaan, perkosaan, perceraian, kelalaian, konflik dengan orang lain, dan masih banyak lagi. Identitas masa kanak-kanak dalam kematangan aspek psikososial, merupakan ciri-ciri masa dewasa yang harmonis.
6.      Depersonalisasi
Merupakan perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan, sukar membuat keputusan, masalah daalam hubungan interpersonal, ragu dan proyeksi. Jika seseorang memiliki perilaku dengan depersonalisasi, berarti orang tersebut telah mengalami gangguan dalam konsep dirinya. Orang dengan gangguan depersonalisasi mengalami persepsi yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau lama atau berulang untuk beberapa tahun. orang dengan gangguan tersebut seringkali mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk menggambarkan gejala-gejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa mereka akan gila. Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa pengobatan. Pengobatan dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau menyebabkan gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis telah efektif untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan membantu seseorang dengan gangguan tersebut.

C.      Komponen Konsep Diri
Konsep diri terdiri dari citra tubuh, (body image). Ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran (self role), dan identitas diri (self identy).
1.      Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan betuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh harus realistis karena semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya, individu akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi dari pada individu yang tidak menyukai tubuhnya. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses didalam kehidupan.
2.      Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipeorang yang diinginkan/disukai atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma social dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu, individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dasar dari ideal diri.
Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab. Individu cenderung menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita, menghindari kegagalan dari rasa cemas.
Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.


3.      Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dengan diri sendiri dan orang lain yang dicintai, dihormati, dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan selalu merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima oleh lingkungan.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri, anak diberi kesempatan untuk sukses, beri penguatan/ pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengamn budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan Bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menganggu persepsinya.
Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan karena banyak keputusan yang harus di buat menyangkut dirinya sendiri.Remaja dituntut untuk menentukan pilihan,posisi peran dan memutuskan apakah dia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu ,apakah dia dapat berpartisipasi atau diterima berbagai macam aktivitas  social.Pada usia dewasa harga diri menjadi stabil dan memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung menerima keadaan dirinya.Hal ini didapatkan dari pengalaman menghadapi kekurangan diri dan meningkatkan kemampuan secara maksimal kelebihan dirinya.Pada masa dewasa akhir timbul masalah harga diri karena adanya tantangan baru sehubungan denngan pension, ketidak mampuan fisik, berpisah dari anak, kehilangan pasangan.


4.      Peran
Peran adalah serangkaian sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu dalam kelompok sosialnya.Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan social dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti.Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan dari hasil peran yang memenuhi  kebutuhan dan sesuai dengan ideal diri. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap peran :
ü  Kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
ü  Tanggapan yang konsisten dari orang-orang yang berarti terhadap perannya
ü  Kecocokan dan keseimbangan antar peran yang diembannya
ü  Keselarsan norma budaya dan harapan individu terhadap prilaku
ü  Pemisahan situasi yang akan menciptakan penampilan peran yang tidak sesuai
5.      Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran  tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,menyadari individu bahea dirinya berbeda dengan orang lain.Identitas diri merupakan sintetis dari semua konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh tujuan hidup, atribut/jabatan dan peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari persaan berharga (respek pada diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri.
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri.Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri. Ciri-ciri individu yang mempunyai kepribadian sehat:
ü  Ciri tubuh positif dan akurat.Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri termasuk persepsi saat ini dan yang lalu akan diri sendiri dan perasaan tentang ukuran,fungsi,penampilan dan potensi tubuh
ü  Ideal siri realistis. Individu yang mempunyai ideal diri realistis akan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
ü  Harga diri tinggi.Individu yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sendiri sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat.
Individu dengan penampilan peran memuaskan akan dapat berhubungan dengan orang lain secara inti dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang  lain membina hubungan independen. Identitas jelas.Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan. Ciri-ciri individu dengan identitas diri yang positif :
ü  Mengenal diri  sebagai organisme yang utuh terpisah dari orang lain
ü  Mengakui jenis kelamin sendiri
ü  Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan tubuh
ü  Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat
ü  Menyadari hubungan masa lalu.sekarang dan yang akan dating
ü  Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat dicapai/direalisasikan.
Hurlock (1974) mengatakan bahwa konsep diri memiliki tiga komponen utama, yaitu :
1.      Komponen Perseptual, yaitu image seseorang mengenai penampilan fisiknya dan kesan yang ditampilkan pada orang lain. Komponen iini sering disebut sebagai physical self concept.
2.      Komponen Konseptual, yaitu konsepsi seseorang mengenai karakteristik khusus yang dimiliki, baik kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang sertan masa depannya. Komponen ini sering disebut sebagai psychological self concept, yang tersusun dari beberapa kualitas penyesuaian diri, seperti kejujuran, percaya diri, kemandirian, pendirian yang teguh dan kebalikan dari sifat-sifat tersebut.
3.      Komponen sikap, yaitu perasaan seseorang tentang diri sendiri, sikap terhadap statusnya sekarang dan prospeknya di masa depn, sikap terhadap harga diri dan pandangan yang dimilikinya.

D.      Gangguan konsep diri
1.      Faktor predisposisi
ü  Faktor predisposisi gangguan citra tubuh :
-          Kehilangan /kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
-          Perubahan ukuran,bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)
-          Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
-          Prosedur pengobatan seperti radiasi,kemoterapi,transplantasi.
ü  Faktor predisposisi gangguan harga diri :
-          Penolakan dari orang lain
-          Kurang penghargaan
-          Pola asuh yang salah:terlalu dilarang,terlalu terkontrol,terlalu dituruti,terlalu dituntut dan tidak konsisten
-          Persaingan antar-saudara
-          Kesalahan dan kegagalan yang berulang
-          Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.
ü  Faktor predisposisi gangguan peran :
-          Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,perubahan situasi dan keadaan sehat sakit.
-          Ketegangan peran,ketika individu kurang pemgetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai
-          Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai.
-          Peran yang terlalu banyak
ü  Faktor predisposisi gangguan identitas diri :
-          Ketidak percayaan orang tua kepada anak
-          Tekanan dari teman sebaya
-          Perubahan social.
2.      Faktor Prespitasi
ü  Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep  diri adalah situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dapat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik,seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
ü  Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak adekuat melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi saat terjadi konflik peran,keraguan peran dan terlalu banyak peran.Konflik peran terjadi saat  individu menghadapi transisi peran yang beragam.transisi peran yang sering terjadi adalah perkembangan,situasi dan sehat-sakit.
Transisi peran perkembangan.Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.Setiap tahap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.Setiap tahap perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaiakn tugas perkembangan yang berbeda-beda,hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri. Transisi peran situasi.perubahan jumlah anggota keluarga baik pertambahan atau  pengurangan melalui kelahiran atau kematian. Transisi peran sehat-sakit. Perubahan tubuh dapat memengaruhi semua konsep diri. Pergeseran kondisi kesehatan individu yang menyebabkan kehilangan bagiian tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh. Perubahan akibat tindakan pembedahan yang dapat terlihat seperti kolostomi atau gastrostomi atau yang tidak kelihatan seperti histerektomi.
ü  Perubahan perilaku
Perubahan perilaku pada gangguan citra tubuh :
-          Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu
-          Menolak bercermin
-          Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
-          Menolak usaha rehabilitasi
-          Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
-          Menyangkal cacat tubuh
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah :
-          Mengkritik diri sendiri
-          Merasa bersalah dan khawatir
-          Merasa tidak mampu
-          Menunda keputusan
-          Gangguan berhubungan
-          Menarik diri dari realita
-          Merusak diri
-          Membesar-besarkan diri sebagai orang penting
-          Perasaan negative terhadap tubuh
-          Ketegangan peran
-          Pesimis menghadapi hidup
-          Keluhan fisik
-          Penyalahgunakan zat
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan keracunan identitas ;
-          Tidak melakukan kode moral
-          Kepribadian yang bertentangan
-          Hubungan interpersonal yang eksploitatif
-          Perasaan hampa
-          Perasaan mengambang tentang diri
-          Kekacauan identitas seksual
-          Kecemasan yang tinggi
-          Ideal diri tidak realistis
-          Tidak mampu berempati terhadap orang lain
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi :
ü  Afektif
-          Kehilangan identitas diri
-          Merasa asing dengan diri sendiri
-          Perasaan tidak nyata
-          Merasa sangat terisolasi
-          Tidak ada perasaan berkesinambungan
-          Tidak mampu mencari kesenangan
ü  Persepsi
-          Halusinasi pendengaran/penglihatan
-          Kekacauan identitas seksual
-          Sulit membedakan diri sendiri dengan orang lain
-          Gangguan citra tubuh
-          Menjalani kehidupan seperti dalam mimpi



ü  Kognitif
-          Bingung
-          Disorientasi waktu
-          Gangguan berfikir
-          Gangguan daya ingat
-          Gangguan penilaian
ü  Perilaku
-          Pasif
-          Komunikasi tidak sesuai
-          Kurang spontanitas
-          Kurang pengendalian diri
-          Kurang mampumembuat keputusan
-          Menarik diri dari hubungan social
ü  Mekanisme koping
Dalam kehidupan sehari-harinya, individu menghadapi pemgalaman yang mengganggu ekuibrium kognitif dan afektifnya. Individu dapat mengalami perubahan hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri dengan cara negatif. Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan perilaku pemecah masalah (mekanisme koping) yang bertujuan untuk meredakan ketegangan tersebut. Klien gangguan konsep diri menggunakan mekanisme koping yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang.
ü  Koping jangka pendek
Karakteristik koping jangka pendek :
-          Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara krisis. Misalnya menonton televise, kerja keras, olahraga berat.
-          Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan social politik, agama
-          Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri, misanya aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olahraga
-          Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misanya penyalahgunaan zat.
ü  Koping jangka panjang
Koping jangka panjang dikategorikan dalam penutupan identitas dan identitas negative.
-          Penutupan identitas : Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi individu.
-          Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan harapan masyarakat.
ü  Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego yang sering dipakai adalah :
-          Fantasi, kemampuan menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru
-          Disposiasi, respons yang tidak sesuai dengan stimulus
-          Isolasi, menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar
-          Prijeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada orang lain
-          Displacement, mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada orang lain yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi
ü  Faktor predisposisi gangguan citra tubuh :
-          Kehilangan /kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
-          Perubahan ukuran,bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)
BAB III
PENUTUP

Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui oleh perawat yang dikatakan perawat professional untuk dapat memahami dan mengetahui perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Perawat setiap harinya dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dan dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam mengimplementasikan stimulus dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain. Dalam merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis respon individu terhadap rentang respon konsep diri sehingga perawat memahami bagaiamana konsep diri/rentang respon konsep diri yang ada pada diri klienperawat dalam pengkajain kepada kliennya, juga meliputi konsep diri. Konsep diri merupakan pengetahuan individu tentang dirinya sendiri.
Dalam konsep diri, terdapat rentang respon konsep diri. Rentang respon diri terentang dari respon adaptif sampai respon maladaptif. Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Tindakan keperawatan yang baik dan benar membantu klien mengidentifikasikan penilaian tentang situasi dan perasaan yang terkait, guna meningkatkan penilaian diri dan kemudian melakukan perubahan perilaku.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Ide-ide, pikiran, perasaan, dan keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang karakteristik dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek sekitarnya serta tujuan dan idealismenya. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, social, dan spiritual.





























DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Raden. (2010). Gangguan Depersonalisasi. Website: http://forum.um.ac.id/index.php?topic=6867.0 (Diakses pada Rabu, 21 September 2011)
Konsep Diri. Website: www.library.upnvj.ac.id/pdf/3d3keperawatanpdf/0810701008/bab2.pdf (Diakses pada Minggu, 18 September 2011)
Potter, P. A. dan Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Salbiah, Sk. (2003). Konsep Diri. Website: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3599/1/keperawatan-salbiah2.pdf (Diakses pada Minggu, 18 September 2011)
Stuart, G. W. dan Laraia, M. T. (2005). Principles and Practices of Psychiatric Nursing 8th edition. Missouri: Elsevier Mosby
Alamsyah Aris. (2012). Rentang Respon Konsep Diri Klien. Website: http://alam414m.blogspot.com/2011/06/rentang-respon-konsep-diri-klien.html (Diakses pada Selasa, 08 Mei 2012)

Ragil Yuli Atmoko (2011). Rentang Respon Konsep Diri. Website: http://dummiesboy.wordpress.com/2012/01/13/rentang-respon-konsep-diri/ (Diakses pada Senin, 07 Mei 2012)

Admin. (2010). Pengertian Konsep Diri. Website: file:///C:/Users/acer/Documents/Pengertian%20Konsep%20Diri%20_%20belajarpsikologi.com.htm (Diakses pada Selasa 08 Mei 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar